(Roma 12: 1-2)
Siapakah Pasangan Hidupku?
Salah satu pertanyaan terbesar dalam hidup anak-anak muda
adalah “Siapakah pasangan hidupku?” Dan seringkali kita mendapatkan
jawaban-jawaban yang bersifat abstrak dari orang-orang di sekeliling kita,
seperti: “Dengarlah suara Tuhan...” Permasalahannya adalah, saat cinta melanda,
perasaan kita begitu berkecamuk sehingga suara hati pun boleh terdengar seperti
suara Tuhan. Yang kita perlukan adalah tuntunan!
Jodoh memang dari Tuhan, namun memilih dengan baik adalah
tanggungjawab kita kepada-Nya. Karena kemurahan-Nya, Tuhan telah memberikan
kebebasan pada kita untuk memilih. Oleh sebab itu, pilihlah dengan persiapan
yang matang—yakni kehidupan kita yang terlebih dahulu dipersembahkan kepada
Tuhan, serta memiliki tujuan hidup yang benar. Selain itu, setiap keputusan
yang penting harus melalui proses pertimbangan yang matang. Di sinilah
pengetahuan kita yang benar akan Tuhan—dan pembaharuan budi kita—akan sangat
menolong dan menguntungkan.
Inilah 7 checklist dari saya untuk membantu anda
memilih dengan baik dan tanggungjawab—dan semoga keabstrakan yang ada di hati
anda akan segera terjawab:
1. Pilihlah orang yang komitmen bertumbuh secara peribadi dalam
Kristus.
Bukan hanya sekali beriman kepada Kristus, tetapi juga terus
bertumbuh di dalam Dia. Hati-hati dengan orang yang menggantungkan pertumbuhan
rohaninya sendiri semata-mata kepada kita. Contohnya, orang yang suka mengancam
untuk meninggalkan Tuhan jika ia sampai diputus oleh pacarnya. Ini tidak sehat!
Memang, setiap manusia pasti memerlukan orang lain dan tidak ada orang yang
dapat berdiri sendiri. Namun bagaimanapun juga, iman adalah urusan peribadi.
2. Pilihlah orang yang visi hidupnya menyenangkan Tuhan.
Carilah orang yang visi hidupnya produktif; artinya,
seseorang yang punya sasaran hidup yang jelas apapun pekerjaannya. Bertanyalah
kepadanya tentang apa yang menjadi rencana hidupnya dan ke arah mana nanti
karir serta keluarganya kelak akan dibawa. Nilailah apakah ia melibatkan Tuhan
atau tidak.
3. Pilihlah orang yang jujur.
Yang dimaksud dengan jujur adalah ketulusan seseorang yang
tidak berbelat-belit mahupun menutup-nutupi sesuatu yang tidak benar. Ujilah
apakah dalam perkara-perkara kecil ia suka berbohong, kerana seorang pendusta
tidak akan menjadi pasangan hidup yang baik. Memang tidak ada manusia yang
sempurna, tetapi ada hal mutlak seperti kejujuran. Tanpa itu, sebuah hubungan
tak punya pegangan!
4. Pilihlah orang yang dewasa dan bertanggungjawab.
Umur tidaklah menjamin kedewasaan seseorang. Kenalilah
seseorang dari cara berfikirnya tentang hidup dan orang lain. Cara yang terbaik
untuk mengukur kematangan seseorang adalah dari tindakannya ketika ia di dalam
tekanan—inilah yang memisahkan seorang jejaka sejati dari sekadar laki-laki,
seorang wanita bijaksana dari sekadar kaum hawa. Oleh karena itu, bersahabatlah
dahulu dan jangan terburu-buru!
5. Pilihlah orang yang gambar dirinya sehat.
Orang tidak akan dapat mengasihi pasangannya jika ia tidak dapat
“mengasihi” dirinya sendiri dahulu. Gambar diri yang sehat adalah
permulaan dari sebuah hubungan yang bahagia. Lawan kata dari “gambar
diri yang
sehat” ada banyak, contohnya: terlalu mengikat sebelum waktunya,
cemburuan yang melewati batas, suka mengancam untuk bunuh-diri. Dari
melihat bagaimana
seseorang menjaga dirinya sendiri dan mendengarkan pendapat orang itu
tentang
hidupnya, kita dapat belajar banyak tentang gambar dirinya.
6. Pilihlah orang yang sikapnya positif terhadap hidup.
Sikap hati yang positif adalah aset dalam pernikahan.
Bayangkan jikalau anda harus tinggal serumah dengan orang yang menggerutu
melulu—seumur hidup anda. Mengeluh sekali-kali sangatlah manusiawi, tapi
mempunyai hati yang senantiasa pahit dan negatif adalah pilihan hidup. Pilihlah
hidup dengan pasangan yang terbukti masih dapat “tertawa” akan hari-esoknya!
7. Pilihlah orang yang anda cintai.
Cinta-lah yang akhirnya membawa kita masuk ke dalam
pernikahan. Rasa tertarik kepada pasangan anda, “sengaja” saya taruh di checklist yang
terakhir bukan kerana hal itu tidak penting, melainkan agar anda objektif dalam
memilih dan mempertimbangkan kriteria pasangan hidup anda. Tanpa rasa cinta,
jangan pernah melangkah ke dalam pernikahan jika hanya kerana terpaksa.
Sekalipun perasaan boleh menyusul, romantisme tetap harus ada!
Ingatlah bahwa memilih pasangan hidup dengan baik dan benar
merupakan salah satu keputusan terpenting yang Tuhan percayakan kepada kita. 7 Checklist ini
bukanlah hukum taurat, melainkan hikmat dan kemurahan Tuhan dalam menuntun
kita. Oleh sebab itu, sebelum membuat pilihan, berdoalah dan libatkanlah
Tuhan selalu. Buatlah keputusan bersama-Nya, lagu pernikahan sedang menunggu
anda...
Suami Irene,
Philip Mantofa
Sumber
Tidak ada komentar:
Posting Komentar