· GITS (Graphe International Theological Seminary)
Sebelum Constantine berhasil menjadi kaisar Roma, orang-orang Kristen mengalami penganiayaan yang berat. Kaisar-kaisar Roma tidak puas sekedar dihormati sebagai kaisar. Mereka menuntut dihormati sebaagi Tuhan. Tentu orang Kristen tidak dapat memberi penghormatan demikian. Maka timbullah kebencian di dalam diri para kaisar tersebut sehingga meereka membenci orang Kristen.
Ketika Constantine menjadi kaisar, ia mengumumkan Edict of Milan (313), yaitu 10 tahun setelah ia naik tahta (303). Isinya adalah harta orang Kristen yang dirampas harus dikembalikan. Karena kaisar menjadi Kristen, maka semua penjilat ikut-ikutan menjadi Kristen. Bahkan para pelayan kuil pun tanpa bertobat segera menjadi Kristen. Tentu kebebasan berjemaat dan berbakti yang diberikan sangat disyukuri oleh orang-orang Kristen yang telah menderita berabad-abad. Namun, penyimpangan doktrinal pun tidak bisa dihindari. Mulai saat itu dibangunlah gedung-gedung gereja yang megah, juga dibuat patung-patung tokoh-tokoh Alkitab. Ditetapkan juga hari-hari raya kekristenan.
Tanggal 25 Desember adalah hari raya menyembahan dewa matahari. Karena pada tanggal itu posisi matahari berada tepat di garis lintang selatan, sedang Eropa pada puncak musim dingin, sehingga mereka sangat mengharapkan musim panas. Pada tanggal 25 Desember dirayakan sebagai hari tanda setia dewa matahari untuk menggeser posisi matahari kembali ke Eropa, sehingga musim semi akan segera tiba.
Sejak saat itu perayaan untuk dewa matahari, yang dilaksanakan pada tanggal 25 Desember diubah menjadi perayaan Misa Yesus. Termasuk ditetapkannya hari penyaliban yang sebenarnya hari Rabu, bukannya hari Jumat.
Berbagai Encyclopedia, misalnya The New Book of Knowledge, volume3,hlm. 289, dengan terang-terangan menyatakan bahwa tanggal 25 Desember adalah hari penyembahan dewa matahari masyarakat Eropa yang dipungut oleh gereja (Katolik-di populerkan oleh Paus Liberius (354 AD) untuk merayakan hari lahir Yesus. Orthodoks Timur memilih kelahiran Yesus tanggal 6 Januari.
Lalu kapan Yesus lahir??
Kalau Yesus Kristus tidak dilahirkan pada bulan Desember, lalu pada hari apakah sesungguhnya ia dilahirkan? Ketika gereja Roma Katolik berkuasa, pertanyaan ini haram untuk disampaikan. Yang mempertanyakan bisa diinkuisisi (pembunuhan terhadap orang yang bertentangan dengan gereja Roma). Tetapi kini kita hidup di dunia yang bebas bertanya bahkan bebas mengemukakan pendapat kita.
Sumber yang tak terbantahkan ialah Alkitab. Dalam Injil Lukas 1:10, memberitahukan kepada kita bahwa pada saat Zakharia, ayah Yohanes Pembaptis, mendapat undian bertugas sebagai imam untuk masuk ke Bait Allah membakar ukupan, di luar seluruh umat berkumpul (Luk 1:10 και παν το πληθος του λαου ην προσευχομενον εξω τη ωρα του θυμιαματος).
Dalam hukum Taurat ditetapkan hanya tiga hari raya dimana orang Israel berkumpul (Paskah, Pantekosta, dan Pondok Daun-Kel.23:14-17). Kemungkinan yang paling besar ialah hari Paskah. Dan itu berarti jatuh pada sekitar bulan Maret-April (bulan pertama Yahudi-Lihat kamus Alkitab-bulan)
Jika Yohanes Pembaptis dikandung pada sekitar bulan Maret-April, dimana Luk.1:26 berkata bahwa dalam bulan ke enam malaikat datang kepada Maria di Nazaret. Ingat, tidakdikatakan sesudah enam bulan, melainkan dalam bulan ke enam (εν δε τω μηνι τω εκτω ), dipakainya εν yang artinya 'dalam' bisa menunjukkan bahwa itu memang bulan yang ke enam, bukan hanya enam bulan sesudah Elisabeth hamil. Dan memang Elisabeth juga sudah hamil enam bulan, namun itu juga memang bulan ke enam menurut kalender Yahudi. Berarti Yesus Kristus mulai dikandung pada sekita bulan September-Oktober. Sangatlah gampang untuk mengetahui bulan Yesus lahir karena ia pasti dikandung selama sembilan bulan. Jadi, tinggal hitung saja sembilan bulan kemudian dari bulan keenam itu, maka kita akan dapatkan bulan Yesus Kristus lahir. Diperkirakan kelahiran Yesus adalah sekitar bulan Juni-Juli.
Bulan keenam yang ditulis oleh Lukas itu bukan bulan yang kita pakai sekarang, karena bulan yang kita pakai sekarang saat itu belum populer. Tentulah bulan yang dipakai oleh kalangan Yahudi, bukan yang dipakai oleh kalangan lain. Lalu bulan Yahudi itu bulan keenam bandingannya dengan bulan kita sekarang ini bulan apa?
Kita lihat Kel.12:1-2 yang berbunyi, “Berfirmanlah TUHAN kepada Musa dan Harun di tanah Mesir: Bulan inilah akan menjadi permulaan segala bulan bagimu; itu akan menjadi bulan pertama bagimu tiap-tiap tahun.” Bulan apakah, atau bulan berapakah jika dibandingkan dengan bulan yang kita pakai sekarang?
Pada Kel. 13:4 dan Ul.16:1 memberitahukan kita bahwa bulan pertama itu adalah bulan Abib, sedangkan nama lain dari bulan Abib ialah bulan Nisan (Es.3:7), yang jika disejajarkan dengan kalender kita jatuhnya antara Maret dan April.
Jadi, enam bulan dari Maret-April itu jatuhnya September-Oktober pada kalender kita. Pada saat inilah malaikat Gabriel datang ke kota Nazaret untuk memberitahukan Maria bahwa ia akan mengandung seorang bayi.
Kalau Yesus Kristus mulai dikandung sekitar September-Oktober, maka tinggal kita tambahkan saja dengan masa kandungan yang umumnya sembilan bulan maka segera kita dapatkan perkiraan bulan kelahiran Kristus. Dari September-Oktober hingga sembilan bulan kemudian tentu jatuhnya pada bulan Juni-Juli.
Secara Akal Sehat
Mengenai saat kelahiran Yesus Kristus ke dunia, sudah jelas bahwa itu tidak terjadi pada tanggal 25 Desember. Dari fakta bahwa pada saat itu ada gembala di padang sudah jelas bahwa itu bukan bulan Desember. Demikian juga bahwa menjelang kelahiran Yusuf dan Maria harus berjalan (bukan naik mobil) dari Nazaret ke Betlehem juga jelas bukan bulan Desember. Sesinting-sintingnya kaisar Agustus tidak mungkin memerintahkan sensus, yang mengharuskan setiap orang kembali ke kota kelahirannya, pada bulan Desember, pada musim dingin. Betapa sulitnya orang zaman itu melakukan perjalanan di musim dingin. Bahkan beberapa kali Paulus menghentikan perjalanannya karena terhalang musim dingin. Suhu rata-rata di Betlehem pada bulan Desember tujuh derajat celcius. Pada malam hari bisa di bawah nol derajat.
Yesus Kristus lahir pada sekitar bulan Juni-Juli adalah perkiraan yang paling alkitabiah dan paling masuk akal. Pada bulan-bulan tersebut di wilayah Palestina sedang dalam akhir musim semi dan sedang beralih ke musim panas. Pada masa ini adalah saat yang paling tepat bagi masyarakat di sana untuk melakukan perjalanan. Dan tentu sangat masuk akal kalau kaisar Agustus memerintahkan sensus pada saat itu. Demikian juga dengan aktivitas penggembalaan di padang rumput. Musim semi adalah saat rumput tumbuh subur menghampar di seluruh padang. Mereka biasanya tidur di hamparan rumput sambil memandang bintang. Pada saat kambing domba di giring berminggu-minggu bahkan berbulan-bulan ke padang rumput, kandang mereka biasanya ditinggal kosong. Gembala biasanya tidur bersama domba di padang pada bulan April-Oktober. Masuk akal sekali kalau oleh karena setiap orang kembali kota kelahirannya telah menyebabkan kekurangan tempat menginap sehingga terpaksa Yusuf dan Maria yang berjalan lambat tidak kebagian tempat dan harus menggunakan kandang yang kosong.
Dan di kandang kosong itulah, setelah kelelahan bejalan berhari-hari, Maria melahirkan Sang Juruselamat ke dalam dunia ciptaanNya yang tidak mengenalNya. Sekali lagi, itu bukan bulan Desember, melainkan sekitar bulan Juni-Juli.
Kini perayaan Natal di dunia Barat telah menjadi sebuah tradisi atau kebudayaan. Kaum atheis, bahkan umat agama lain ikutanmerayakan Natal. SUpaya tidak berbau Kristen, sebagian mereka menyebut Happy Holiday daripada Merry Christmas. Sepertinya mereka mau berkata bahwa Natal adalah hari raya bukan milik orang Kristen. Mereka ingin mengambil kembali tanggal 25 Desember yang pernah direbut orang Kristen.
Merayakan Natal itu tidak diperintahkan, dan juga tidak dilarang. Yang merayakan tidak bersalah, dan yang tidak merayakan juga tidak bersalah. Tetapi meyakini bahwa Kristus lahir pada bulan Desember, dan tanggal 25, tentu adalah kesalahan. Karena tidak tahu persis tanggalnya, maka rayakanlah tanggal berapa saja serta bulan apa saja. Yang terpenting adalah Yesus sungguh lahir di dalam hati kita.
Ketika Constantine menjadi kaisar, ia mengumumkan Edict of Milan (313), yaitu 10 tahun setelah ia naik tahta (303). Isinya adalah harta orang Kristen yang dirampas harus dikembalikan. Karena kaisar menjadi Kristen, maka semua penjilat ikut-ikutan menjadi Kristen. Bahkan para pelayan kuil pun tanpa bertobat segera menjadi Kristen. Tentu kebebasan berjemaat dan berbakti yang diberikan sangat disyukuri oleh orang-orang Kristen yang telah menderita berabad-abad. Namun, penyimpangan doktrinal pun tidak bisa dihindari. Mulai saat itu dibangunlah gedung-gedung gereja yang megah, juga dibuat patung-patung tokoh-tokoh Alkitab. Ditetapkan juga hari-hari raya kekristenan.
Tanggal 25 Desember adalah hari raya menyembahan dewa matahari. Karena pada tanggal itu posisi matahari berada tepat di garis lintang selatan, sedang Eropa pada puncak musim dingin, sehingga mereka sangat mengharapkan musim panas. Pada tanggal 25 Desember dirayakan sebagai hari tanda setia dewa matahari untuk menggeser posisi matahari kembali ke Eropa, sehingga musim semi akan segera tiba.
Sejak saat itu perayaan untuk dewa matahari, yang dilaksanakan pada tanggal 25 Desember diubah menjadi perayaan Misa Yesus. Termasuk ditetapkannya hari penyaliban yang sebenarnya hari Rabu, bukannya hari Jumat.
Berbagai Encyclopedia, misalnya The New Book of Knowledge, volume3,hlm. 289, dengan terang-terangan menyatakan bahwa tanggal 25 Desember adalah hari penyembahan dewa matahari masyarakat Eropa yang dipungut oleh gereja (Katolik-di populerkan oleh Paus Liberius (354 AD) untuk merayakan hari lahir Yesus. Orthodoks Timur memilih kelahiran Yesus tanggal 6 Januari.
Lalu kapan Yesus lahir??
Kalau Yesus Kristus tidak dilahirkan pada bulan Desember, lalu pada hari apakah sesungguhnya ia dilahirkan? Ketika gereja Roma Katolik berkuasa, pertanyaan ini haram untuk disampaikan. Yang mempertanyakan bisa diinkuisisi (pembunuhan terhadap orang yang bertentangan dengan gereja Roma). Tetapi kini kita hidup di dunia yang bebas bertanya bahkan bebas mengemukakan pendapat kita.
Sumber yang tak terbantahkan ialah Alkitab. Dalam Injil Lukas 1:10, memberitahukan kepada kita bahwa pada saat Zakharia, ayah Yohanes Pembaptis, mendapat undian bertugas sebagai imam untuk masuk ke Bait Allah membakar ukupan, di luar seluruh umat berkumpul (Luk 1:10 και παν το πληθος του λαου ην προσευχομενον εξω τη ωρα του θυμιαματος).
Dalam hukum Taurat ditetapkan hanya tiga hari raya dimana orang Israel berkumpul (Paskah, Pantekosta, dan Pondok Daun-Kel.23:14-17). Kemungkinan yang paling besar ialah hari Paskah. Dan itu berarti jatuh pada sekitar bulan Maret-April (bulan pertama Yahudi-Lihat kamus Alkitab-bulan)
Jika Yohanes Pembaptis dikandung pada sekitar bulan Maret-April, dimana Luk.1:26 berkata bahwa dalam bulan ke enam malaikat datang kepada Maria di Nazaret. Ingat, tidakdikatakan sesudah enam bulan, melainkan dalam bulan ke enam (εν δε τω μηνι τω εκτω ), dipakainya εν yang artinya 'dalam' bisa menunjukkan bahwa itu memang bulan yang ke enam, bukan hanya enam bulan sesudah Elisabeth hamil. Dan memang Elisabeth juga sudah hamil enam bulan, namun itu juga memang bulan ke enam menurut kalender Yahudi. Berarti Yesus Kristus mulai dikandung pada sekita bulan September-Oktober. Sangatlah gampang untuk mengetahui bulan Yesus lahir karena ia pasti dikandung selama sembilan bulan. Jadi, tinggal hitung saja sembilan bulan kemudian dari bulan keenam itu, maka kita akan dapatkan bulan Yesus Kristus lahir. Diperkirakan kelahiran Yesus adalah sekitar bulan Juni-Juli.
Bulan keenam yang ditulis oleh Lukas itu bukan bulan yang kita pakai sekarang, karena bulan yang kita pakai sekarang saat itu belum populer. Tentulah bulan yang dipakai oleh kalangan Yahudi, bukan yang dipakai oleh kalangan lain. Lalu bulan Yahudi itu bulan keenam bandingannya dengan bulan kita sekarang ini bulan apa?
Kita lihat Kel.12:1-2 yang berbunyi, “Berfirmanlah TUHAN kepada Musa dan Harun di tanah Mesir: Bulan inilah akan menjadi permulaan segala bulan bagimu; itu akan menjadi bulan pertama bagimu tiap-tiap tahun.” Bulan apakah, atau bulan berapakah jika dibandingkan dengan bulan yang kita pakai sekarang?
Pada Kel. 13:4 dan Ul.16:1 memberitahukan kita bahwa bulan pertama itu adalah bulan Abib, sedangkan nama lain dari bulan Abib ialah bulan Nisan (Es.3:7), yang jika disejajarkan dengan kalender kita jatuhnya antara Maret dan April.
Jadi, enam bulan dari Maret-April itu jatuhnya September-Oktober pada kalender kita. Pada saat inilah malaikat Gabriel datang ke kota Nazaret untuk memberitahukan Maria bahwa ia akan mengandung seorang bayi.
Kalau Yesus Kristus mulai dikandung sekitar September-Oktober, maka tinggal kita tambahkan saja dengan masa kandungan yang umumnya sembilan bulan maka segera kita dapatkan perkiraan bulan kelahiran Kristus. Dari September-Oktober hingga sembilan bulan kemudian tentu jatuhnya pada bulan Juni-Juli.
Secara Akal Sehat
Mengenai saat kelahiran Yesus Kristus ke dunia, sudah jelas bahwa itu tidak terjadi pada tanggal 25 Desember. Dari fakta bahwa pada saat itu ada gembala di padang sudah jelas bahwa itu bukan bulan Desember. Demikian juga bahwa menjelang kelahiran Yusuf dan Maria harus berjalan (bukan naik mobil) dari Nazaret ke Betlehem juga jelas bukan bulan Desember. Sesinting-sintingnya kaisar Agustus tidak mungkin memerintahkan sensus, yang mengharuskan setiap orang kembali ke kota kelahirannya, pada bulan Desember, pada musim dingin. Betapa sulitnya orang zaman itu melakukan perjalanan di musim dingin. Bahkan beberapa kali Paulus menghentikan perjalanannya karena terhalang musim dingin. Suhu rata-rata di Betlehem pada bulan Desember tujuh derajat celcius. Pada malam hari bisa di bawah nol derajat.
Yesus Kristus lahir pada sekitar bulan Juni-Juli adalah perkiraan yang paling alkitabiah dan paling masuk akal. Pada bulan-bulan tersebut di wilayah Palestina sedang dalam akhir musim semi dan sedang beralih ke musim panas. Pada masa ini adalah saat yang paling tepat bagi masyarakat di sana untuk melakukan perjalanan. Dan tentu sangat masuk akal kalau kaisar Agustus memerintahkan sensus pada saat itu. Demikian juga dengan aktivitas penggembalaan di padang rumput. Musim semi adalah saat rumput tumbuh subur menghampar di seluruh padang. Mereka biasanya tidur di hamparan rumput sambil memandang bintang. Pada saat kambing domba di giring berminggu-minggu bahkan berbulan-bulan ke padang rumput, kandang mereka biasanya ditinggal kosong. Gembala biasanya tidur bersama domba di padang pada bulan April-Oktober. Masuk akal sekali kalau oleh karena setiap orang kembali kota kelahirannya telah menyebabkan kekurangan tempat menginap sehingga terpaksa Yusuf dan Maria yang berjalan lambat tidak kebagian tempat dan harus menggunakan kandang yang kosong.
Dan di kandang kosong itulah, setelah kelelahan bejalan berhari-hari, Maria melahirkan Sang Juruselamat ke dalam dunia ciptaanNya yang tidak mengenalNya. Sekali lagi, itu bukan bulan Desember, melainkan sekitar bulan Juni-Juli.
Kini perayaan Natal di dunia Barat telah menjadi sebuah tradisi atau kebudayaan. Kaum atheis, bahkan umat agama lain ikutanmerayakan Natal. SUpaya tidak berbau Kristen, sebagian mereka menyebut Happy Holiday daripada Merry Christmas. Sepertinya mereka mau berkata bahwa Natal adalah hari raya bukan milik orang Kristen. Mereka ingin mengambil kembali tanggal 25 Desember yang pernah direbut orang Kristen.
Merayakan Natal itu tidak diperintahkan, dan juga tidak dilarang. Yang merayakan tidak bersalah, dan yang tidak merayakan juga tidak bersalah. Tetapi meyakini bahwa Kristus lahir pada bulan Desember, dan tanggal 25, tentu adalah kesalahan. Karena tidak tahu persis tanggalnya, maka rayakanlah tanggal berapa saja serta bulan apa saja. Yang terpenting adalah Yesus sungguh lahir di dalam hati kita.
Sumber : Joy Sitanggang, S,Kep
Tidak ada komentar:
Posting Komentar