Saat mataku memandang keajaiban
karyaMu, sungguh siapakah aku ini yang Engkau hargai dan cintai?
Senang sekali saat ini saya bisa
kembali membuat catatan yang terangkum dalam dentuman detak tombol keyboard demi
menambah pengetahuan dan wawasan pembaca setia Smarthur Blog.
Saya ingin berbagi sebuah
petualangan menemukan salah satu keajaiban karyaNya yang akhir-akhir ini
menjadi tujuan favorit saya. Yaitu kumpulan butiran air yang jatuh dari
ketinggian tebing bebatuan atau biasa kita kenal dengan sebutan Air Tejun.
Air tejun Tekaan Telu Regesan (Tinoor).
Sesuai namanya, lokasi tempat ini masuk wilayah Desa Tinoor, Kecamatan Tomohon
Utara, Kota Tomohon, Provinsi Sulawesi Utara.
Sebagai bekal kesana, saya
menyiapkan yang pertama kostum, sandal (karena jalan yang dilalui berat) dan
kamera tentunya sebagai bahan dokumentasi.
Petualangan saya ditemani kakakku
yang tercinta dan satu-satunya :D. [kunjungan pertama sempat nyasar, karena
kami sudah masuk di Desa Tinoor. Ternyata akses masuk berada di jalan raya Manado-Tomohon].
Dari arah Manado anda akan temukan disebelah kiri jalan sebuah bangunan mirip
pos, buatan warga sekitar yang sudah tidak terawat. Disinilah pintu masuk menuju
kesana.
Disayangkan karena belum ada papan informasi tentang keberadaan tempat
ini. bagi yang tidak membawa minuman atau cemilan, anda bisa mendapatnya di
warung dekat pos ini.
Selanjutnya anda bisa menelusuri
turunan anak tangga melewati perkebunan cengkeh dan berbagai macam pepohonan
hingga tiba di aliran sungai kecil dengan jembatan kecil pula. Jangan heran
jika anda menemukan berbagai tenda-tenda tempat camping para pengunjung.
Ada
yang dua hari, seminggu, bahkan ada yang sudah berbulan- bulan tinggal ditempat
ini. Wah bisa jadi alternatif jika anda sudah bosan di kota atau sedang ada
masalah di rumah (Hehehe).
Pohon besar. Disamping pohon besar ini perjalanan sebenarnya akan dimulai. Sebuah jalan mirip jalur air dan akar pohonlah yang menjadi tumpuan kaki serta pegangan anda disamping melewati tebing bebatuan yang curam. Sehingga anda tidak bisa melewati hanya dengan dua kaki tetapi harus dengan empat kaki dalam artian kedua tangan anda juga akan difungsikan sebagai kaki untuk melewati tempat ini. kadar kehati-hatian harus lebih ditingkatkan lagi.
Pohon besar. Disamping pohon besar ini perjalanan sebenarnya akan dimulai. Sebuah jalan mirip jalur air dan akar pohonlah yang menjadi tumpuan kaki serta pegangan anda disamping melewati tebing bebatuan yang curam. Sehingga anda tidak bisa melewati hanya dengan dua kaki tetapi harus dengan empat kaki dalam artian kedua tangan anda juga akan difungsikan sebagai kaki untuk melewati tempat ini. kadar kehati-hatian harus lebih ditingkatkan lagi.
Sesampainya pada bibir sungai,
tepat disebelah kiri terdapat sebuah air terjun yang bernama Regesan. Postur Regesan
ini indah dalam pandangan saya. Pada kunjungan pertama kami pikir ini air
terjun satu-satunya di tempat ini dan sempat terucap tidak akan kembali lagi
mengingat perjalanan yang tidak mudah. Setelah berbincang dengan salah satu
pengunjung yang camping saat kami hendak pulang ternyata itu baru separuh
perjalanan. Tujuan sebenarnya masih harus menempuh jalur aliran sungai sekitar
dua puluh menit.
Bagi yang baru pertama datang,
air terjun Regesan bisa jadi sebuah resting area yang baik sambil memulihkan
tenaga ke tempat selanjutnya.
Jangan menggunakan sendal jepit
biasa atau orang manado sering bilang ‘slop suntung’. Karena kemungkinan besar
akan hanyut terbawa arus. Tapi bagi yang sudah terlanjur seperti saya, anda
tidak usah khawatir berlebihan. Sebab disepanjang aliran sungai banyak terdapat
sendal model sekarang yaitu ‘kiri laeng kanan laeng’ :D.
Pada waktu itu perjalanan melawan
arus sungai ini berat menurut saya. Pertama arus yang dilewati lumayan deras,
kedua melewati dua kali jembatan darurat dari pohon tumbang yang kebetulan ada.
Dan terakhir memanjat dinding dengan kemiringan 80o dengan resiko
terjatuh disungai yang dalam atau terbentur batu sungai. Perasaan tidak bisa
kembali pulang sempat terlintas dibenak.
En faineli, Tak jauh dari
rintangan terakhir anda akan melihat empat buah air terjun dengan satu air
terjun terbesar disebelah kanan. Disinilah akhir dari perjalanan. Sebuah
keajaiban karyaNya yang bernama Air Terjun Tekaan Telu berada dihadapan anda
dengan suara deburan air yang dijatuhkan dari ketinggian lebih dari empat puluh
meter.
Lelah, letih, galau, dan
sebagainya akan terbayar di tempat ini. disini masih sangat asri sehingga tidak
ada fasilitas-fasilitas seperti jalan atau bangunan tempat beristirahat.
Demikianlah kisah yang dapat saya bagi.
Tujuan dari postingan ini supaya
anda tidak perlu repot-repot ke tempat ini setelah mendengar kisah dan perjalanan
saya, SEKALIGUS membuat anda penasaran bagi yang tidak puas hanya mendengar
atau membaca.
Terima kasih atas waktu dan
kesempatan anda untuk mampir. Kritik dan saran pada kolom komentar dibawah akan
sangat membantu untuk kemajuan kita bersama.
Kamu da buka tendah leh kang di stu??
BalasHapus